Geliat pembangunan yang dipicu semangat mencapai kuantitas setinggi-tigginya nyaris
tidak memberi celah bagi pertimbangan lingkungan. Sebuah perencanaan dan pengambilan keputusan publik yang semata dibangun di atas kepentingan ekonomi, acap kali lalai mengakomodir aspek lingkungan. Fenomena
ini menimbulkan akibat buruk, dimana lingkungan terbebani di luar
daya dukungnya. Lingkungan terpaksa menampung pencemaran yang kian
hari semakin berat.
Kekeliruan dalam pengelolaan sumber daya alam adalah pemicu eksploitasi sumber daya alam yang boros, tidak berkeadilan serta tidak ramah lingkungan (termasuk mencemari lingkungan).
Kompleksnya permasalahan yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan semestinya sudah cukup sebagai alat pembelajaran bagi kita. Berbagai kasus meresahkan yang ditimbulkan oleh terjadinya pencemaran lingkungan. Beberapa tempat telah mengalami krisis air bersih. Masalahnya bukan karena tidak ada sumber air. Justru sungai di tempat tersebut masih mengalirkan airnya. Pokok masalahnya adalah pencemaran. Air sungai tercemar. Sungai sebagai anugerah Allah kepada kita, tak berhingga nilainya. Tapi telah sengaja kita cemari. Kita mungkin tidak tahu berterima kasih. Sungai malah dijadikan tempat pembuangan sampah, buang kotoran, bangkai dan semacamnya.
Padahal, semua kita maklum bahwa air merupakan sumber kehidupan. Tahu juga kalau krisis air bersih adalah bencana besar. Lalu kenapa kita selaku manusia masih saja tidak memelihara sumber-sumber air yang telah dianugerahkan Allah. Jika krisis air bersih melanda masyarakat yang hidup di sekitar sungai, tentunya ini adalah bencana. Di dalam Al-Quran Surat Ar-Rum ayat 41, Allah telah mengingatkan:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Kekeliruan dalam pengelolaan sumber daya alam adalah pemicu eksploitasi sumber daya alam yang boros, tidak berkeadilan serta tidak ramah lingkungan (termasuk mencemari lingkungan).
Kompleksnya permasalahan yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan semestinya sudah cukup sebagai alat pembelajaran bagi kita. Berbagai kasus meresahkan yang ditimbulkan oleh terjadinya pencemaran lingkungan. Beberapa tempat telah mengalami krisis air bersih. Masalahnya bukan karena tidak ada sumber air. Justru sungai di tempat tersebut masih mengalirkan airnya. Pokok masalahnya adalah pencemaran. Air sungai tercemar. Sungai sebagai anugerah Allah kepada kita, tak berhingga nilainya. Tapi telah sengaja kita cemari. Kita mungkin tidak tahu berterima kasih. Sungai malah dijadikan tempat pembuangan sampah, buang kotoran, bangkai dan semacamnya.
Padahal, semua kita maklum bahwa air merupakan sumber kehidupan. Tahu juga kalau krisis air bersih adalah bencana besar. Lalu kenapa kita selaku manusia masih saja tidak memelihara sumber-sumber air yang telah dianugerahkan Allah. Jika krisis air bersih melanda masyarakat yang hidup di sekitar sungai, tentunya ini adalah bencana. Di dalam Al-Quran Surat Ar-Rum ayat 41, Allah telah mengingatkan:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”.
Sejak dahulu kala, air dipandang sebagai sumber
daya alam tak terbatas, sehingga manusia kurang peduli menjaga daya dukungnya.
Sungai dijadikan tempat pembuangan akhir. Fenomena ini hampir terjadi di seluruh
pelosok negeri tercinta ini. Padahal kita adalah bangsa yang mengaku cinta tanah air.
Ataukah Ibu Pertiwi ini telah membesarkan anak-anaknya dengan belaian manja yang berlebihan, sehingga ketika dewasa masih belum mengerti tentang bagaimana memelihara sumber air. Sejak kecil telah terdidik dengan ketersediaan air yang seakan tanpa batas, sehingga dianggap sumber daya alam yang tidak akan pernah habis.
Mungkin sedikit di antara kita yang berpikir bahwa mungkin
saja kita upayakan sungai jernih yang mengalir di tengah-tengah kota. Justru hal tersebut banyak dipandang sebagai suatu yang sangat
sulit atau bahkan tidak
mungkin. Air yang mengalir dari hulu menuju muara harus
melewati perjalanan yang sangat panjang.
Mustahil melakukan pengawasan
pada sepanjang aliran sungai.
Hal yang tidak mungkin di benak kita ternyata terwujud di beberapa daerah. Sebagai contoh adalah Kota Kucing Malaysia, dimana air sungai di kota tersebut
benar-benar terpelihara kebersihannya. Bisa dibayangkan
bagaimana bahagianya warga Kota Kucing
yang dapat memandang aliran sungai yang jernih, mengalir
dengan riak-riak kedamaian, sekaligus dapat menikmati airnya yang sehat dan bersih.
Selain terhadap sumber air, pencemaran terjadi pula terhadap unsur
kehidupan lainnya. Tanah dan udara.
Tanah dan udara, khususnya di perkotaan bernasib sama dengan
air. Mengalami pencemaran yang luar
biasa. Masalah pencemaran lingkungan sudah parah
dan kompleks. Sehingga penyelesaiannya pun lebih rumit.
Di antara
alternatif yang mungkin ditempuh untuk bisa mengatasi pencemaran lingkungan di antaranya mensinergikan antara bisnis dengan pengendalian
lingkungan, pencanangan gerakan nasional anti pencemaran
lingkungan, Menggalakkan program pembelajaran kepada masyarakat melalui berbagai
pendekatan, Alih Teknologi, dan penegakan supremasi hukum terhadap kasus-kasus
pencemaran lingkungan.
Medio 2017
Tauhid Abdurrazaq
Tidak ada komentar:
Posting Komentar